Keraguan dalam Keindahan

Benih busuk yang ditanam raga
Dalam suburnya tanah keakuan
Dalam rajinnya pupuk eksistensi
Tumbuh berkembang pohon fantasi
Sebuah pohon fantasi dalam hasrat

Dalam bunganya angkuh setiap saat
Berhias dahan amarah meluap sarat

Daun keraguanpun berkembang lebat
Putaran musim berbuah takut

Kulit sang buah sekeras batu
Berbiji pahit sesal dan kalut
Termakan semua terasa kecut
Berjalan mundur menembus waktu

Tertatih sampai awal Sang Ibu
Sampah terlihat penuh berserak
Tebal menggunung dan mengerak

Sampah waktu, sampah kalbu
Sampah ragu, sampah malu
Sampah takut, sampah kalut
Sampahnya belenggu maut
Lelah tidak bisa berdiam

Keluh tidak dapat bermuram
Merunduk terus membersihkan
Mengais sampah berserakan
Samurai jiwa mengasah hati
Pedangnya kerelaan nurani
Memotong ikatan belenggu
Membedah takut dan ragu

Lubang membesar terlihat pintu
Seribu pintu terpilih satu
Pengantar arah segenap sudut
Melintas dalam empat penjuru
Wajah sebenarnya hanyalah satu, wajah
MuJika Kau perbanyak cermin, banyaklah jadinya
Cermin WajahMu dua bagian
Bagaikan dua sisi mata uang
Pantulan cermin Keindahan
Pantulan cermin Kegagahan
Cermin WajahMu pantulkan namaMu
Pantulan nama-nama KeindahanMu
Pantulan nama-nama KegagahanMu
Semua nama-nama KebaikanMu
Dua cermin saling pantulkanNama-nama yang bergantian
Cermin Nyata,
KetidaknyataanMuCermin Halus,
KeperkasaanMuCermin Gagah, KeindahanMuCermin Cinta, PenolakanMu
Cinta kepadaMu itu memang manis
Manis yang lupakan semua yang adaIngkar kepadaMu itu rasanya pahit
Pahit tetapi tampakkan semuanya