Hening,teduhkan hati tuk melihat pancaran ilahi

Bangun pagi hari, duduk diserambi rumah sembari nunggu sava mau berangkat ke tempatnya bermain (playgroup). Menikmati udara bogor di pagi hari yang masih segar segelas teh manis hangat dan Novel Alkhemis karya Paulo Coelho menemanikku, tgl 16-19 aug 05 aku cuti dari segala aktifitas pekerjaan dikantor, berhela sejenak dari riuh pikuknya kemacetan jalan-jalan di kota jakarta yang selalu menjadi santapanku tiap hari pulang-pergi ke kantor.

me- refresh kembali novel Alkhemis ternyata dasyatnya tidak lagi kurasakan sedasyat pertama kali kubaca buku ini tapi nuansanya masih lumayan untuk mengisi dan meneduhkan hati dipagi hari. Dua burung pipit dan seekor kupu-kupu bermain berterbangan di pucuk-pucuk kembang yang di tanam istriku. Pucuk-pucuk kembang yang hijau segar gulir embun masih menetes, tanah yang separo basah karena habis disiram menambah suasana kesejukan. Sava berangkat bermain diantar istriku, cium pipi kiri kanan menambah kedamaian rasa hati, kegembiraan anak, senyuman istri, cium peluk dari orang yang kita sayang adalah suatu anugerah yang luar biasa.

Kucoba melepas semua kepenatan dari aktifitasku sehari-hari, kunikmati detik demi detik kebersamaan bersama anak istriku yang biasanya hanya kudapat pada akhir pekan. Suasana yang luar biasa, suasana kebahagiaan, kedamainan dalam kebersamaan, tertawa dan bercanda bersama terkadang teriring tangis dari sava, nuansa warna-warni yang membuat rumah jadi bersinar penuh keikhlasan dan kebahagiaan.

Terkadang kita terlalu sibuk dengan aktifitas pekerjaan sampai kita terlewat menikmati suasana indahnya sebuah keluarga. Pekerjaan hanyalah salah satu pilar dari kebutuhan rumah tangga, syukur akan suasana damai, bahagia dan kesejukan keluarga juga salah satu pilar.

Menjemput sava dari sekolahnya, dia begitu gembira aku jemput naik motor, dengan sigap dia naik motor dan minta bonceng di depan, aku tanya tadi di sekolah diajarin apa, sava yang baru 2.5 th itupun bercerita dengan antusiasnya, cerita diajarin nyanyi diajarin nari bercerita di sepanjang jalan perumahan komplek yasmin. Interaksi dengan anak baik tawa atau tangis adalah anugegrah sesuatu yang luar biasa yang diberikan kepada kita, munculah rasa cinta dan kasih. Peluk,cium, canda tawa dan tangis istri juga adalah sebuah anugerah yang patut kita syukuri, sebagai pasangan hidup tempat kita berkaca diri, tempat berbagi dan menumpahkah kasih sayang dan cinta kita.

Kita tidak hanya membutuhkan cinta dan kasih sayang, kita juga membutuhkan tempat curahan cinta dan kasih sayang, keluarga (anak dan istri) bisa memberikan kedua-duanya.


*hening,teduhkan hati tuk melihat pancaran ilahi*

2 comments:

Sksetsahati said...

ikut berbahagia membaca nya. :)

lam kenal boday (budi?). met gabung dg blogfam. acc membernya sdh diaktifkan. ditunggu sapa nya di perkenalan.

salam
sa
sketsahati dot com

abhirhay said...

semestinya dunia yg mengejar kita, bukan kita yg menguber dunia. karena dunia kastanya lebih rendah dari kita. tp hidup sering kita pandang timpang. seolah-olah yg tampak cuma hari depan yang panjang tak berbilang. padahal kita tak pernah - sekali lagi tak akan pernah - tahu, apakah besok masih bisa melihat matahari, menanting secangkir kopi sembari membacai alkemi. berhenti sejenak, sangat perlu ditengah marathon kehidupan yang membikin hidup kita terengah-engah tak sudah-sudah!